Langsung ke konten utama
ASAL MUASAL TUJUH BERSAUDARA
Aku adalah anak pertama dari beberapa bersaudara yang kesemuanya itu dari
urutan kartu keluarga adalah sebagai berikut. Kesannya anggota keluarga ku
banyak banget ya. Jumlah anggota keluarga yang bisa di bilang tak sedikit turut
serta dalam pendongkrak angka jumlah penduduk samarinda yang kian meningkat.
Jangan salahkan keluarga ku bila samarinda gagal dalam mencanangkan program
keluarga berencana. Ayah dan ibu ku hanyalah manusia biasa seperti pada umumnya
yang memiliki hasrat dan sejenisnya. Tanpa keberadaan keluarga ku samarinda tak
akan ramai guys. Lagipula masih banyak lahan kosong di daerah samarinda yang
mampu menampung perkembangbiakan tak terkontrol. Baiklah berikut daftarnya.
1.
Oding dede
saifilla (kakak pertama) tak bisa di ganggu gugat apapun itu tetap saja
pertama. Jika ada yang lebih pertama dari ku maka dia adalah manusia yang tak
di anggap. Aku pun terkadang jugalah manusia yang tak di anggap oleh seorang
mantan. Tragis. maafkan aku yang dulu.
2.
Rosita (kakak
pertama) dari clan wanita berdasarkan struktur adalah anak kedua dan adik pertamaku.
Namanya paling singkat di antara yang lain karena proses kelahirannya yang
cepat macam valentino rossi, demikianlah kiranya inspirasi dari bapak ku atas
nama rosita. Jika umumnya bayi terlahir menangis maka dia terlahir sambil ciluk
ba.
3.
Aden aris
amanda (adek kedua, sekaligus penghapus kutukan yang mungkin saja bisa terjadi
aku akan memilki adek berjenis kelamin perempuan semua) perannya sebagai
pemutus kutukan. Selalu saja ia protes dengan nama terakhirnya yang macam
perempuan. Itu hanya kesalahan petugas catatan sipil anak ku. ucap ayah ku
padanya. nama asli sebenarnya adalah ananda. Sepakat kami memanggilnya nanda.
4. Ade siddik al –amin (adik ketiga, sekaligus
meyakinkan kutukan potensi memiliki adek berjenis kelamin perempuan semuanya,
tetap terputus). Perannya memepertahankan kutukan untuk tidak kembali. Nama yang
berartikan dapat di percaya itu tak sesuai dengan tabiatnya yang seringkali melanggar amanat
perintah dari kedua orang tua.
5. Dedi hendra aulia jaya (adik keempat, perannya tak
jauh berbeda dengan si ade) kelahiran dedi semakin memperkuat penangkal kutukan
itu. Ia tak selalu berjaya malah cenderung sengsara oleh karena sering di siksa
kakak kakaknya, dalam perang timur tengah ia di posisikan sebagai negara
palestin yang membutuhkan perlindungan dari PBB.
Sampai di sini aku merasa justru keluarga ku akan terkutuk oleh jumlah anak
laki laki yang banyak, bukan lagi perempuan. Kata bapak’e ambil sisi
positifnya. Maksud bapak? kau tau nak, ciri ciri mendekati akhir zaman alias
kiamat adalah berkurangnya jumlah laki laki di dunia sehingga satu laki laki di
dunia bisa saja memilki/menafkahi lima puluh perempuan. Begitukah jadinya?
Setelah aku fikir fikir masalah ini masuk dalam kategori kenikmatan level surga
sekalipun sejatinya adalah sebuah maslah. Betapa indahnya membayangkan diriku
beristrikan lima puluh wanita, waw waw waw.... astagfirulloh, lantas aku segera
beristigfar kemudian mengambil air wudhu. Jadi nak, keluarga kita termasuk
penghambat terjadinya kiamat. Ouwhhh... ya ya ya ya aku mengagguk bangga pada
bapak ku.
apakah bapak hendak menambah anak lagi agar akhir zaman kian jauh dari
bumi? Kau benar nak, bapak akan menambah anak lagi. Apakah bapak akan kembali
memproduksi anak laki laki? Tidak nak. Mengapa? Tanya ku. rumah ini macam kapal
pecah oleh adek laki laki mu, tak seharipun bapak menjumpai rumah ini dalam
kondisi perdamain. Selalu saja terjadi perang saudara di setiap sudut rumah
bahkan sampai luar rumah, bapak lelah nak. Ouuwwhhhh aku berekspresi dramatis
menanggapi ucapan bapak ku sembari sesekali mahfum mengaggukkan kepala. Jadi
bapak akan memproduksi anak perempuan? Benar sekali nak. Whyy??? Jumlah anggota
keluarga kita sudah banyak ayah!! Sengaja kali ini aku memanggilnya ayah
sebagai usaha menyenangkan hatinya yang telah bosan bertahun tahun hidup dalam
suasana ndeso. Bukankah benar bahwa kata ayah lebih cenderung ke kota kota’an?.
Hey tatap mata ayah!!! Dengarkan kalimat pepatah ini. Bapake menatap dalam
mata ku yang mengerucut pada rasa penasaran yang kuat, apakah gerangan kalimat
pepatah itu? lirih dalam benak ku bertanya. Be.A.Be ucap ayah ku. B.A.B? apakah
ayah ingin mengucapkan pepatah itu sembari berak? Heyy!!! Mengapa kau potong
ucapan ayah yang belum selesai ayah ucapkan. Sungguh, membentaknya tak
sebanding dengan jumlah ucapan bapak’e yang telah aku potong. Hanya kurang satu
huruf hingga penuh ucapan itu menjadi B.A.B.R. jadi apa maksud bapak’e?.
Bapak’e berdiri tegap memalingkan pandangan nya dariku keluar pintu sembari
lirih berucap. “ Banyak Anak Banyak Rezeki” mengangguk angguk yakin sekali.
Waaaaawww.... aku terperangah kagum pada kalimat pepatah itu sekalipun
sebelumnya telah berkali kali aku mendengarnya. Bukan karena kalimat pepatah
itu kawan, tapi aksi yang dilakukan bapak ku macam orang yang menemukan solusi
dari masalah terberat dalam hidupnya. Ayah supermen, ayah hebat. Lalu ia
terkekeh kecil dalam sebuah keangkuhan kepada anaknya yang sedang bersorak.
Andai saja ayahku perokok aku pasti akan memberi rokok padanya agar aksinya
semakin sempurna di tutup oleh hembusan asap rokok yang mengepul. Baiklah ayah,
kita harus segera memperbanyak rezeki keluarga kecil kita. Al hasil aku yang
kala itu masih naif setuju saja dengan pandapat ayah untuk menambah anak.
Beberapa purnama kemudian lahir lah seorang anak perempuan yang menjadi adik
kelima ku. ia adalah nomor urut enam atas nama.
6. Vina aulia
adilla (pemutus kemungkinan kutukan aku memiliki adik lelaki yang terlalu
banyak). Saat awalnya aku mengira bahwa kutukannya adalah memiliki adik
perempuan yang banyak namun kini 180 derajat aku membalik perkiraan ku.
Suasana keluarga kami berubah sedikit memberikan kedamaian saat lahirnya
anak perempuan setelah bertahun tahun melahirkan tiga anak laki laki yang kata
ayah selalu menimbulkan peperangan antar saudara di rumah. Usia ku telah
beranjak sedikit dewasa, beranjak sedikit meningglkan ke naifan. Bagaimana
mungkin pikir ku, ayah bisa memproduksi anak berjenis kelamin perempuan sesuai
dengan rencananya?. Hari hari otak ku selalu di bayang bayang bagaimana caranya
kok bisa ayah melahirkan seorang anak dengan jenis kelamin sesuai dengan
kehendaknya. Menjadi sebuah misteri yang aku pun susah untuk membiarkannya
berlalu begitu saja. aku selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang aku miliki
untuk mengungkap misteri ini. Beberapa cara di antaranya yang pernah aku
lakukan adalah berkonsultasi pada kawanku yang bernama sutejo yang kala itu
kami sama sama duduk di bangku kelas satu smk. Alasan aku memilih sutejo
sebagai konsultan ku ialah karena keunikan anggota keluarganya. Ia terlahir
sebagai anak kedua yang dengan kakaknya hanya berjarak beberapa menit saja. aku
sempat tak menerima jika dia terlahir sebagai anak kedua, bagaimana mungkin
anak kedua jikalau kenyataannya ia berojol lebih dulu dari kembaran laki
lakinya itu.
Dengarkan aku brother!!! berekspresi muka serius sembari menepuk nepuk
pundak ku ia menjelaskan. Jika kau dengan adik mu memeperebutkan sesuatu, siapa
yang akan mengalah? Stepen bertanya pada ku.
Kami duduk di kursi kelas bagian tengah.
Sebagai seorang kakak tentu akau akan mengalah. Jawab ku.
Nahh... kau seharusnya faham brother.
Apa maksudmu paham?
Begitulah yang terjadi antara aku dan kakak ku (suteja) saat kami dulu
berebut siapa yang lebih dulu keluar melalui lubang cacing itu. Kau mengertikan
yang aku maksud lubang cacing?. Sutejo memperagakan lubang cacing dengan
memepertemukan jari telunjuk dan jempol tangannya tepat di depan mata ku
sembari menatap serius kemudian berkata “sempit brother, sempit”. Itulah lubang
cacing penghubung antara dua dunia.
Ouwhh.. di buat takjub aku olehnya, baru aku ketahui melalui lubang cacing
itulah aku terlahir di dunia. Apakah kau berkelahi di dalam rahim ibu mu saat
itu? Aku bertanya pada sutejo, sekaligus mencari jawaban atas rasa penasaran
ku.
Yang benar saja brother, sekarang jika aku balik bertanya pada mu apakah
kau ingat yang kau lakukan saat berada di rahim ibu mu. Apa jawabmu?
Iya juga ya, sudah pasti aku tak akan bisa menjawab. Bagaimana juga bisa
aku ingat. Mustahil.
Jadi apa yang kau maksud dengan berebut?
Yang aku maksud dengan berebut adalah sebuah kepercayaan yang menjadi hukum
adat kami brother. Orang orang tua kami meyakini bahwa anak yang terlahir
duluan adalah seorang adik karena sang kakak pasti akan mengalah.
Oouuwwww.... aku baru paham maksud sutejo.
Sebenarnya bukan hanya itu keunikan keluarga sutejo, satu lagi yang unik
adalah orang tuanya kembali melahirkan anak kembar dengan keduanya berjenis
kelamin perempuan bernama surkiyem dan sarkiyem. Sehingga jikalau bumi ini
kiamat dan hanya menyisakan keluarga sutejo di dunia, maka aku tak perlu
khawatir karena mereka dapat kawin silang dengan adik mereka sendiri. Di
mulailah kembali peradaban kedua manusia di muka bumi setelah sebelumnya
peradaban di mulai dari nabi adam dan keluarganya yang beranak pinak menjadikan
jumlah manusia sebanyak sekarang ini yang kita telah bersama mengetahuinya.
Bagaimana bisa ayahmu berkembang biak macam itu jo? Apakah itu atas
kesengajaan ayahmu dalam menentukan jenis kelamin?
Kau benar brother, atas kehebatan ayahku lah keluarga ku macam ni.
Mengetahui bahwa itu semua adalah akibat dari kesengajaan ayah tejo
sehingga aggota keluarganya terlahir unik, membuat ku semakin penasaran
mengungkap misteri bagaimana ayahku bisa melahirkan seorang anak dengan jenis
kelamin sesuai dengan kehendaknya. Aku semakin memburu sutejo untuk segera
memberitahuku kehebatan ayah nya. Barang kali itu sekaligus kehebatan yang di
miliki ayah ku.
Cepat katakan jo, tak usah bertele tele!!! Aku menyeretnya ke kursi paling
belakang di kelas kami agar tak seorang pun mendengar perbincangan kami.
Sutejo bersiap mengatakannya pada ku. sementara jantungku mulai berdetak
kencang akibat sebentar lagi aku akan mengetahui rahasia dari lelaki dewasa
yang tak satu pun aku memilki rahasia rahasia lelaki dewasa oleh karena
kenaifan ku yang keterlaluan.
Sutejo melirik kanan kiri, memastikan situasi kelas sedang sepi. Perlahan
mendekatkan bibirnya ke telingaku. Jantungku semakin berdebar debar. Lirih ia
berkata. Be a en de er e ka..... bandrek.. brother bandreeek. Aku tak cukup
jelas mendengarnya, ku pinta ia mengulangi sekali lagi. Dengan suara mendesah
ia kembali berkata. “Ban... drek... brother, ban.. drek...”. Ouwhhh... jelas di
telingaku kata itu. Mengangguk aku mengerti. Namun aku juga belum sepenuhnya
paham bagaimana bisa karenanya dapat menentukan jenis kelamin calon bayi.
Sutejo kembali menjelaskan pada ku:
Mudah brother mudah, jika menginginkan jenis kelamin laki laki maka ayahku
akan minum bandrek yang bergambar pria begitupun sebaliknya jika menghendaki
jenis kelamin perempuan.
Cukup sampai di sini aku sudah paham penjelasan dari sutejo, maka tak salah
aku memilihnya sebagai konsultanku dalam mengungakap misteri ayahku. Pastilah
apa yang ayah lakukan sama seperti apa yang ayah sutejo lakukan yang membuat
ayah kami hebat. Berkat sutejo lah aku mengetahui satu rahasia lelaki dewasa.
Terimakasih jo, tak salah bertanya pada mu. Adalah kalimat terakhir penutup
dari ku dalam perbincangan kami kala itu.
Kau tau kan bahwa Allah itu menyukai sesuatu yang ganjil. Sekarang
pertanyaan ku apakah angka enam adalah ganjil? Tentu kau akan menjawab tidak.
Demikian lah alasan ayah ku beberapa tahun kemudian setelah lahirnya si vina saat
menghendaki kembali memiliki seorang anak. Selain alasan itu ada alasan lain
yang menyangkut tentang kejantanan pria dewasa.
Aku dan ayah sedang duduk di kursi ruang tamu sembari berbincang bincang,
saat itu kondisi rumah sedang sepi hanya aku dan ayah di rumah. Perbincangan
kami hingga sampai membahas adik terakhirku si vina aulia adilla. Ayah berkata
pada ku. hey anak... bagaimana dengan adik mu? Bisakah ayah menyebutkan nama?
Ayah tak memberiku sedikit adik. Si vina maksud ayah. Bagaimana bagaimana yang
ayah maksud? Coba tengok wajah nya!. Aku pun menengok wajah si vina dalam
sebuah foto yang tergantung di dinding ruang tamu. Sudah ayah. Mirip siapakah
adik mu itu? Jika aku pandang vina mirip mamake ayah... itulah bujang maksud
ayah!!! Kau harus faham! Aku hanya menggaruk garuk kepala.
Hey bujang... kau tak usah bingung. Kemarilah mendekat pada ayah. Aku pun
mendekat, memeindahkan tubuh ku di satu kursi sebelah kiri ayah ku. dengan
lagak macam pujangga kelas kakap ayah berkata pada ku. ayah bukan lah pria
sejati anak... ayah menatap dengan pandangan nanar pada ku macam orang kalah
togel sambil berkecap bibir (ckck). Aku masih bingung menatap ayah ku, ada apa
gerangan. Ayah melanjutkan ucapannya. Kau sendiri sebagai anak ayah telah
mengetahui bahwa vina anak perempuan ayah tak mirip ayah begitupun dengan
rosita jugalah tak mirip ayah. Hanya saja kau tak tau masalah pria dewasa.
Masalah pria dewasa seperti apa yang ayah maksud?. Bersemangat aku bertanya
pada ayah ku, usiaku yang telah beranjak di bangku kelas tiga sma kala
berbincang dengan ayah semakin membuatku bergairah mengetahui masalah masalah pria
dewasa. Ayah bukanlah pria sejati jikalau tak satu pun anak ayah mirip dengan
ayah. Diantara keseluruhan anak ayah dua lelaki mirip dengan ayah, namun tak
satu pun se orang anak perempuan ayah yang mirip dengan ayah. Itu artinya ayah
bukanlah pria sejati anak. Kau tau betapa malunya ayah pada masyarakat
menegenai masalah ini. Kau akan merasakannya jikalau kau dewasa nanati. Apakah
kau senang memeilki seorang ayah yang tak di pandang jantan oleh masyarakat?
Tentu kau tak senang kan?. Sejenak aku berfikir dan hati ku berkata tak senang.
Iya ayah, pastilah aku malu memeliki ayah. Apakah ayah memilki solusi terhadap
masalah ini. Tak ada solusi lain kecuali satu! Ayah menatap ku serius. Aku
senang sekali setidaknya masih ada solusi walaupun hanya satu, dalam hati ku
pun aku bersorak. Katakan solusi itu ayah!!! Ayah menjawab : tak ada solusi
lain kecuali satu yaitu kembali memilki seorang anak. Hayalaaaahhhhh.... tak
kuasa aku menepok jidat ku, hanya sekali tepok saja tapi sangat kurub sampai
aku tejungkal kebelakang dilanjutkan rol belakang sepuluh kali. Betapa kuatnya
tepokan ku. apakah ayah tak memiliki solusi lain!? Aku telah memiliki banyak
seorang adik ayah, please.
Mana yang lebih kau pilih anak, malu memilki ayah yang sekarang atau bangga
pada ayah di kemudian hari oleh karena lahirnya seorang bayi perempuan yang
mirip dengan ayah? Pikirkan nak, pikirkan. Aku pun keras berfikir bukan soal
bagaimana menentukan jawaban dari ayah ku melainkan bagaiman bisa dengan
yakinnya ayah bisa melahirkan seorang bayi perempuan yang mirip dengan nya. Aku
jadi teringat (bandrek) rahasia lelaki jantan yang pernah di katakan sutejo
pada ku. setelah mengingat bandrek perhatian ku jadi tak lagi terfokus bagaiman
aku harus menjawab pertanyaan ayah melainkan bagaimana aku harus tau apakah
rahasia kehebatan/kejantanan ayah adalah oleh karena bandrek. Aku berfikir
cerdik mencari cara mengetahui kehebatan/kejantanan ayah. Lantas aku berkata
padanya: ayah dengarkan anak mu ini (kini giliranku yang bercakap macam
pujangga kelas kakap). Boleh saja ayah kembali memilki seorang anak, tapi
bagaimana ayah bisa meyakinkan ku bahwa anak ke tujuh yang akan lahir nantinya
berjenis kelamin perempuan dan mirip dengan ayah?. Ayah ku nampak bingung
sekali mendengar ucapan sekaligus pertanyaan ku. bingung karena mau tak mau
demi dapat meyakinkan ku ia harus mengungkap kan rahasia kejantanannya.
Beberapa kali ayah berdehem sebelum menjawab pertanyaan ku (ehm ehm) sesekali
menelan ludah. Sebenarnya ayah tak berkeinginan mengungkap kan ini, tapi
yasudahlah. Sebentar anak, berapa usiamu sekarang? Ayah memastikan usiaku cukup
dewasa bila mendengarnya. Delapan belas ayah, jawab ku. woo,,oo,,oo,,oo tak
terasa kau sudah dewasa. Baiklah ayah tak akan ragu mengatakannya pada mu,
tunggu sebentar anak. Ayah ku berjalan menuju dapur kemudian beberap saat
setelahnya ia kembali dengan membawa sesuatu dalam saku nya. Dengan perlahan ia
mengeluarkan sesuatu dari kantong celana setelah sebelumnya menoleh kanan kiri
memastikan keadaan sepi. Aku melihatnya, sebuah benda persegi panjang berukuran
panjang sepuluh, lebar lima dan tinggi lima centimeter. Ayah membukanya dan aku
melihat isi dalamnya adalah sebuah serbuk kemudian ayah memasukkannya dalam
sebuah gelas. Nak pergilah ke dapur, isilah gelas ini dengan air panas dan
cepatlah kembali. Baik ayah, sahut ku. aku memberikan gelas berisi air panas
itu pada ayah. Sembari ayah mengaduknya ia memberi wejangan pada ku. ini lah
rahasia kejantanan ayah nak, bandrek namanya. Ouuwwhhh,,, terkejut aku
mendengarnya setelah dua tahun menegetahui bandrek dari sutejo baru kali ini
aku melihatnya. Ayah kemudian meneguk nya tanpa spasi setelah air berisi
bandrek itu mendingin. Berkat bandrek itulah lahir adik ke enam ku sesuai
dengan kehendak ayah yaitu berjenis kelamin perempuan dan mirip dengan nya. Ia
adalah nomor tujuh.
7. Aqilla meisya
sindar (adik terakhir, terlahir sesuai kehendak ayah sekaligus penutup drama
cerita lelucon yang aku buat ini). meskipun terakhir perannya dalam keluarga sebagai ratu cleopatra. menguasai apapun itu.
Bandrek menjadi sebuah alasan kenapa harus tujuh Karena semua keinginan
telah terpenuhi setibanya di tujuh, sekaligus demikianlah asal muasal tujuh
bersaudara. (pasti sebentar lagi kau akan cari tau apa itu bandrek, bagi yang belum tau).
Tujuh bersaudara dalam keluarga sederhana yang di penuhi kebahagiaan dan
limpahan berkah dari Allah swt. Insya Allah dan semoga saja selalu begitu.
Amin.
Wassalamualikum wr wb. Jangan lipa untuk selalu berkasih sayang terhadap
keluarga bagaimanapun kondisi dan keadaan mu.
Komentar