Bagi ku yang kala itu masih berusia kanak kanak menjalani aktifitas
aktifitas di musim libur sekolah adalah suatu hal yang sangat mengasyikkan
setelah sebelumnya enam hari dalam setiap mingguku di sibukkan oleh kegiatan
kegitan sekolah yang terkadang terlalu banyak tuntutan dalam proses belajarnya
yang notabenenya bertentangan dengan hati kecilku yang selalu ingin bermain dan
bermain. Di musim libur ini tak banyak yang aku lakukan, seperti biasa hanya
menjalankan kegiatan kegiatan keseharian di rumah paman. Rumah yang telah
menjadi tempat tinggalku bersama anak anak dari pamanku. Musim liburan kali ini
adalah musim liburan kenaikan kelas bagi mereka yang belum menyelesaikan pendidikan
di jenjang taman kanak kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan
sekolah menengah atas. Membuat penghuni rumah ini menjadi lengkap karena sepupu
sepuku yang berstatuskan pelajar juga sedang libur, kami menghabiskan banyak
waktu bersama untuk bermain, membantu mengurus toko, dan juga terkadang
mengamati dan ikut melakukan aktifitas aktifitas di bengkel pamanku di belakang
rumah.
Hari demi hari berlalu, tak terasa liburan sekolah sebentar lagi akan
berakhir aku tak sabar akan mengenakan
seragam baru menggantikan seragam taman kanak kanak yang telah dua tahun
lamanya aku kenakan mulai dari tk nol kecil dan nol besar. Menjelang
pendaftaran penerimaan siswa baru nenekku mengajakku pergi ke pasar, tak jauh
letaknya hanya beberapa ratus meter saja dari rumah di tempuh dengan berjalan
kaki saja pun bisa, namun saat itu nenekku lebih memilih untuk naik dokar
(angkutan umum bertenagakan kuda) yang memang di desa ku angkutan ini menjadi
salah satu angkutan umum yang sering di gunakan. Selain murah meriah tak sulit mencarinya karena selalu lalu lalang
melintasi jalan raya depan rumah. Tak sulit menebak kemana nenek akan membawa
ku pergi untuk membeli perlengkapan sekolah untukku calon siswa sekolah dasar.
Toko itu bernama “toko hj aminah” telah menjadi langganan nenekku sejak aku tk
hingga sd kelas 6 ketika akan membeli perlengkapan sekolah seperti seragam,
sepatu, topi, tas dan lain lain dengan biaya yang dikirim setiap bulannya oleh
ayahku yang sedang merantau mencari nafkah di pulau kalimantan. Namun kali ini
sepertinya biaya sedang tak bersahabat sedikitnya uang bulanan yang ayahku
kirim tak cukup memennuhi kebutuhan ku sebagai calon siswa baru sekolah dasar.
Biasanya nenek ku akan berbasa basi terlebih dahulu menceritakan sedikit
problema ekonomi yang mendera, menceritakan sedikit nasib ku sebagai seorang
anak laki laki yang hidup tanpa kedua orang tua. Bukan berarti tak memiliki
kedua orang tua melainkan kedua orang tua yang nun jauh disana tak tau entah
dimana begitulah sekiranya mengapa hidup tanpa kedua orang tua benar benar
terasa seperti hidup tak memiliki orang tua. Setelah selesai bercerita, pemilik
toko biasanya akan iba, itulah sebenarnya tujuan nenek ku bercerita. Al hasil
di dapatlah kesepakatan bahwa sisa kurangan seragam dan perlengkapan sekolah
lainnya akan di bayar bulan depan dan depannya lagi bisa jadi depannya lagi dan
lagi. Aku yang berdiri di samping nenek ku hanya terdiam sedikit bersedih
sebenarnya, setiap kali hendak membeli perlengkapan dan kebutuhan sekolah
selalu saja peristiwa ini terjadi. Namun barisan sepatu sepatu yang terjejer
rapi di italase depan ku, tas tas yang tergantung rapi di tiap sisi atas toko
sedikit menghibur karena sebentar lagi aku akan membawanya pulang, aku merasa
senang kemudian sesaat bersedih, bersenang lagi, bersedih lagi. Namun ketika
tiba waktunya di hari pertama aku masuk sekolah dasar perasaan senang tak dapat
di ragukan lagi.
Hari itu aku bangun pagi pagi sekali, segera mandi kemudian solat subuh
yang membuat paling semangat adalah mengenakan seragam baru sekolah dasar di
hari pertama. Pagi itu sebelum berangkat sekolah bibi telah berpesan nanti di
sekolah ada dek angrra yang akan mengurus segala sesuatu di hari pertama mu
masuk sekolah. Anggra adalah sepupu ku yang usianya lebih tua dari ku namun aku
memanggilnya adek karena telah menjadi aturan budaya anak dari saudara tertua
menjadi lebih di tuakan ketimbang anak dari saudara termuda. Anggra adalah anak
dari bibiku sementara bibiku adalah adik dari ayahku. Maka pagi itu aku
berangkat sekolah seorang diri. Ini bukanlah hal yang tak biasa aku lakukan
melainkan sudah biasa semenjak aku masih di taman kanak kanak toh lokasi SD ku
juga berdampingan dengan sekolah tk ku. pagi masih sepi karena kebiasaan ku
yang datang terlalu pagi, seperti hari hari sebelumnya bu nanik guru tk ku
sebentar lagi akan muncul dari balik dinding arah barat gedung tk ku.
Menyambutnya kali ini memiliki kesan yang berbeda meskipun caranya tetap sama,
aku berjalan cepat menghampirinya begitupun sebaliknya dia, dengan tas
cangklong besarnya dia membungkukkan badannya sedikit, merentangkan kedua
tangannya setengah lingkaran dan pelukan hangat penuh kasih sayang itu hampir
selalu terjadi setiap pagi di hari aku bersekolah. Semenjak aku masuk sekolah
dasar moment itu perlahan memudar hingga tak pernah terjadi sama sekali.
Mas oding mas oding... anggra berteriak dari depan kelas satu sekolah dasar
memanggilku yang sedang asyik bermain berkejar kejaran dengan kawan kawanku.
Hari pertama sekolah suasana sangat ramai para siswa siswa terlihat begitu
bahagia bermain main di halaman sekolah, tak ada jam pelajaran di hari pertama
masuk sekolah. Mungkin karena telah lama tak bertemu akibat libur semester.
Pakaian ku telah compang camping akibat asyik berkejar kejaran badan ku ligat
oleh keringat. Anggra segera menyuruhku masuk ke ruang kelas satu yang nampak
oleh ku di dalamnya empat orang siswa siswi duduk di kursi kelas dengan di
dampingi oleh masing masing orang tuanya. Hanya itu teman teman baru ku di hari
pertama masuk sekolah dasar. Aku mengetahui masing masing nama mereka saat
seorang guru perempuan yang saat itu memeberi pengarahan secara satu persatu
memeprsilakan setiap siswa siswi maju ke depan memperkenalkan diri. Mereka
adalah medi, yolan,iil, aziz dan terakhir aku oding dede saifilla. Lima orang
siswa baru di kelas satu sekolah dasar negeri sepanjang 1 glenmore. Sekolah ku
bukanlah sekolah favorit sebuah sekolah yang gedungnya berasal dari peinggalan
bangunan belanda.
Komentar