Setiap satu oktober di peringati hari kesaktian pancasila, peringatan adalah akibat daripada sebuah sebab sebut saja sejarah, demikian memang. Instansi instansi pemerintahan mengadakan upacara dalam upaya memperingati nya. Di balik upaya tersebut tentu ada maksud dan tujuan yang ingin di capai. Aku bukanlah pelaku sejarah namun sebagai warga negara indonesia kiranya wajib mengerti sejarah bangsa, ya setidak nya mengetahui. Terlebih aku adalah seorang pemuda yang arti nya generasi sekaligus penerus bagi kelangsungan kemerdekaan indonesia yang telah mengorbankan jutaan nyawa dalam kemerdekaannya. Dan bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang mengerti akan sejarahnya. Tentang kesaktian pancasila, kita semua tahu bahwa pancasila adalah landasan dalam kita hidup berbangsa dan bernegara sekaligus ideologi bangsa. Lingkup lebih kecil dalam hidup bermasyarakat tentu nya. Pancasila hanyalah sekadar simbol berwujud burung garuda dan terdapat lima baris kalimat dari angka satu sampai lima. Jika di tanya apakah ia sakti? Jawab nya ada pada dalam diri sendiri, aku mencoba menanyakan pertanyaan ini pada diri ku sendiri. Hingga diapat ketahui bagaimana cerminan diri ini oleh jawaban itu sendiri. Saat aku menjawab pancasila tidak sakti aku mengerti itu karena aku tak melakukan apapun terhadap pancasila, sekalipun aku membacanya sampai sila kelima hanyalah sekadar lisan tak sampai ke hati. Sementara jawaban sakti itu tidak di butuhkan, kecuali aku merasakan sesuatu dalam kehidupanku akibat dari tindakan tindakan yang telah dilakukan berlandaskan oleh nilai nilai pancasila. Yap, bagaimana aku menjawab sakti sementara aku tak pernah merasakan langsung akibat dari kesaktian pancasila itu sendiri. Artinya jawaban sakti itu tidak akan benar benar kita peroleh kecuali terlebih dahulu kita mengamalkan nilai nilai pancasila dalam kehidupan keseharian kita baik di lingkungan keluarga, kerja maupun bermasyarakat lebih besar lagi berbangsa dan bernegara. Aku yang hampir menginjak 2 tahun dalam menjalankan karier ku sebagai pegawai negri sipil dirasa penting memahami nilai nilai dasar pancasila sekaligus mengamalkannya. Karena secara tidak sadar diri ini adalah salah satu dari banyaknya warga negara indonesia yang manjadi teladan dalam masyarakat, Hharusnya begitu. Namun kenyataannya perlu di akui sebagai seorang manusia biasa masih terdapat banyak salah, khilaf, ketidakmampuan dalam mengemban amanat sebagai pegawai negri sipil. Satu solusi yang harus aku pegang teguh adalah jangan pernah berhenti berusaha dalam kemajuan diri menjadi lebih baik.
30 september 1965 adalah puncak dari usaha partai komunis indonesia dalam melakukan kudeta pemerintahan negara republik indonesia. Kita lebih mengenal singkat nya sebagai G30S/PKI. Di mana pada tanggal tersebut terjadi penculikan terhadap jendral jendral terbaik republik Indonesia setelah sebelumnya para gerombolan pki berhasil mengambil alih sarana informasi/komunikasi yakni RRi pusat dan pusat telekomunikasi. Dengannya memudahkan pki dalam pelaksanaan kudeta dengan melakukan penyiaran melalui sarana komunikasi tersebut yang menyatakan bahwa telah terbentuknya dewan revolusi di pusat dan daerah daerah. Dewan revolusi merupakan sumber dari segala kekuasaan negara republik indonesia. Di tujukan kepada jendral jendral anggota dewan yang akan melakukan serangan tiba tiba terhadap pemerintahan. Puncak nya saat beberapa jendral republik indonesia berhasil di culik oleh gerombolan PKI kemudian di lakukan penyiksaan hingga berujung kematian terhadap mereka. Hal ini di lakukan sebab keberadaan jendral jendral tersebut di anggap dapat menghambat proses kudeta yang di lakukan. Jendral jendral yang menjadi korban penculikan beserta pembunuhan tersebut adalah sebagai berikut:
* Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani,
* Mayjen TNI R. Suprapto
* Mayjen TNI M.T. Haryono
* Mayjen TNI Siswondo Parman
* Brigjen TNI DI Panjaitan
* Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Setelah peristiwa penculikan ini keesokan hari nya mayor jendral soeharto yang saat itu mengambil alih sebagai pemegang kekuasaan tertinggi tentara republik indonesia memerintahkan untuk dilakukan pemberantasan terhadap pki. Ratusan ribu korban berjatuhan dari kelompok kelompok anggota partai komunis indonesia saat itu hingga di lokasi lokasi tertentu terdapat timbunan mayat yang menimbulkan bau bau busuk. Satu oktober 1965 malam hari pemerintah mengumumkan melalui jendral soeharto bahwa partai komunis di indonesia berhasil di tumpaskan. Inilah kemudian yang menjadi cikal bakal peringatan hari kesaktian pancasila. Dalam sejarah nya sendiri pancasila tak henti henti nya mendapat rintangan atau tantangan untuk tetap eksis sebagai landasan dan ideologi bangsa. Tapi hingga sekarang syukur Alhamdulillah pancasila sebagai ideologi bangsa tetap berlaku hanya saja keampuhannya berada pada tangan bangsa nya sendiri yakni kita sebagai warga negara indonesia. Semoga senantiasa kita dapat mengamalkan nilai nilai pancasila dalam kehidupan kita sehari hari. Mengenai keampuhan pancasila sebagai ideologi bangsa, sebagai pemersatu khususnya tak perlu di pertanyakan lagi. Tapi dalam hal lain tidak menutup kemungkinan bahwa kesaktian pancasila mulai merosot yang dapat di lihat dari perilaku, gejolak gejolak di masyarakat khusus nya kaum kaum remaja terpelajar. Kita bisa melihat seperti tawuran yang seolah menjadi trend bagi kaum remaja sebagai cara menunjukkan jati diri. Hal ini bisa di bilang hampir terjadi merata di seluruh kota indonesia, selain itu juga penggunaan narkoba yang berada dalam status darurat alias mengkhawatirkan.
Komentar