"Huuiih... Gak wedi koe nang kalimantan, awas lo." Adalah sebuah kalimat yang di ucapkan oleh my aunt, jowone Bude ku ketika aku hendak di boyong ke tanah kalimantan. Ya ya ya, di tahun sekitar 2000 up sejarah konflik antar suku di sampit emang masih hangat hangat bubur ayam. Terlebih aku juga memiliki keahlian berbahasa madura, awas lo, kembali hardiknya. Ya intinya my aunt ngarep jonpai ini gak pergi ke kalimantan.
Emang sih hidup dalam keberagamaan itu mudah menimbulkan gesekan, nama nya gesekan dalam bermasyarakat tidak senikmat gesekan anu. Itu yang perlu kita sadari dalam ruang keberagamaan (INDONESIA). Rentan timbul konflik yang kemudian setelahnya di susul oleh opini oknum hingga meluas menjadi opini masyarakat. Oh ternyata si suku ini begini, begitu, begoni, begincu, beginong, kunaon atuh kang?. Mereka berhak beropini namun sayang nya tak semua opini itu benar, terkadang malah menimbulkan perspektif buruk terhadap suku itu sendiri.
Akang mau mengajak agan dan sista untuk berperspektif bahwa semua suku adalah manusia. Sampai sini setuju?. Di kembalikan kepada fitrah manusia dan ternyata kita semua itu sama. Memiliki rasa, memiliki respon terhadap pengaruh luar. Pengaruh baik mendatangkan respon yang baik dan sebaliknya. Jadi apapun konflik yang terjadi antar manusia bukanlah sebab dari suku manusia itu sendiri melainkan sebab fitrah kita sebagai manusia. kita memang berbeda tapi akang percaya setiap suku memiliki norma yang mengatur dalam kehidupan nya masing masing dan sejarah mencatat tidak ada norma yang mengajarkan keburukan. Mungkin bagi sebagian suku buruk, tapi tidak bagi suku yang lain. Ini hanya persoalan bagaimana kita mau menerima dan cerdas menyikapi perbedaan dan keragaman. Karena kedua hal tersebut lah yang justru menjadikan indonesia negara yang indah, negara mustahil dengan bermodal "bhineka tunggal ika" menjadlah INDONESIA RAYA. Di balik itu sebab dahulu kita semua sama sama ingin merdeka.
Msih bropini bruk? Mungkin kamu perlu melaksanakan pepatah ini. "Tak kenal maka tak sayang"
Mk knalilah sluruh saudara kta dr sabang smpai merauke. Di sna ad beta, inyong, awak, nyawa, ulun, sa, andaiku dll.
Taken by @yamiiyam
Awas tersepona
Ni foto beta di kelilingi bidadari bidadari dayak, hehe
Komentar