Langsung ke konten utama

BERKIRIM EMAIL

Beberapa hari lalu dapat pesan email dari salah satu teman. Isi pesannya berikut :

Pernah ga sih ngerasain tiba-tiba sedih aja gitu? Atau ngerasa unmood mulu? Padahal ga ada alasan yang jelas kenapa bisa seketika ngerasain hal semacam itu.
Kalau misalnya iya, mending baca cerita singkat dibawah ini deh. Siapa tau bisa jadi selfreminder hari ini!

Tadi pagi, gak sengaja mata tertuju ke seorang anak yang berjualan tape di simpang jalan. Meskipun cuma dari jauh, keliatan banget kalau jualan anak itu sepi dan gak ramai pembeli. Tapi, sembari menunggu, anak itu tetap asyik dengan buku yang dia bolak balik daritadi.
Ngeliat ini, terbesit sedikit nasehat buat kita semua dan tentunya diri sendiri.

Bahwa sebenarnya apasih arti menunggu?
Kenapa kebanyakan orang memiliki konotasi yang tidak baik dengan menunggu?
Menunggu selalu di identikkan dengan hal yang menyebalkan, merugikan, dianggap membuang waktu, dan sebagainya.
Padahal sebenarnya aktivitas menunggu tidak seburuk yang kamu kira loh!
Bagi sebagian orang diluar sana yang kerap kamu anggap tidak sesibuk diri kalian yang kerja dari pagi hingga sore, atau yang sering lembur karna tugas yang ga kelar kelar, menunggu adalah hal yang sangat berharga bagi mereka.

Kadang kita suka ga sadar, kalau menunggu itu juga salah satu bagian dari usaha. Bisa aja tanpa menunggu, hidup kita akan jauh lebih sia-sia bukan?
Ga setuju?
Ga percaya?
Ngotot karena nyatanya menunggu itu memang selalu bikin bete, kesel, ngesia-siain waktu?

Nyatanya, jika menunggumu didalam Ridho-Nya tidak ada sesuatu yang sia sia kok.

“Kalau udah ngerasa dijalan yang bener tapi masih ngerasa ga enak hati, gimana?”
“Itu artinya diri kita kurang sadar nikmat!”

Bayangkan, berapa banyak nikmat yang kau berani dustakan hanya untuk merasakan gundah gulana, kegalauan, kesendirian, dan kesedihan fana lainnya. Percayalah, bila diri sudah sadar akan nikmat, kita tidak akan sempat untuk merasakan kesedihan, karna kita pasti sudah terlalu sibuk untuk bersyukur disetiap saat.

Dan selang dua hari aku membalasa nya. Isi pesannya berikut :


Tiba tiba sedih? aku sih pernah. Sedih nya tu pas lupa manasin makanan di malam hari dan pagi harinya basi. Pedih gan.


Unmood? juga pernah sih tapi gak pake mulu ya. Bener juga sih kadang unmood tanpa alasan yang gak jelas tapi yang jelas unmood tetap beralasan. Contoh, orang bisa unmood kalau pas lagi ada bombon di mulutnya.

kalau misal enggak berarti gak boleh baca cerita singkatnya donk? baik lah. aku gak baca kok, cuma liat aja.

Kenapa kok kamu gak beli tape tu anak? Kan kalau di beli bisa bantu rezeki tu anak. Bisa mengurangi waktu tu anak buat nunggu jualannya. Pasti gak doyan tape ya?

Kasian ya anak itu, pekerjaannya tak pernah lepas dari menunggu. Menunggu dagangannya habis tentunya. Tapi apa yang sudah di lakukan anak itu di sela menunggu nya merupakan hal yang positif. Mungkin itu ya akhirnya yang buat kamu di kalimat selanjutnya mengatakan.

"Kenapa kebanyakan orang memiliki konotasi yang tidak baik dengan menunggu?".

Menyebalkan? merugikan? dianggap membuang waktu?

Menurut ku ketiganya itu benar lo. Bahwa menunggu itu dampak nya minimal seperti tiga kata di atas.

Akhirnya tidak sedikit akibat saking menyebalkannya seorang anak rela ninggalin mamak nya yang sedang belanja dalam pasar.

Akhirnya tidak sedikit seseorang mencret di celana karena kelamaan nunggu temennya kelar di WC.

Akhirnya tidk sedikit anak anak membuang waktunya percuma menunggu uang jatuh dari pesawat. Om duit om duit om

Masih banyak lagi contoh Akhirnya. Tapi menunggu itu tak pernah berakhir selama kita hidup. Kenapa? Toh pada nyatanya kita semua menunggu pada satu peristiwa yang sama yakni di cabutnya nyawa. Pernah gak diri kita sadar bahwa sejatinya kita di dunia ini sedang menunggu kematian?. Kadang aku sendiri pun terlewatkan dari sadar.

Dan aku setuju dengan kata mu bahwa menunggu adalah bagian dari "USAHA". usaha kita menjadi pribadi mulia di sisi Allah SWT dengan cara menertibkan dan merutinkan ibadah wajib maupun sunnah penuh tanggung jawab dan dasar niat karena Allah. Begitulah kiranya sampai Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu ingat dengan kematian. Dengan demikian ia pasti akan semakin taat dan tunduk pada pencipta semesta alam.

Dan aku setuju juga kata mu bahwa nyatanya menunggumu dalam Ridho-Nya tidak akan sia sia. Kok yang ini aku jadi bertanya tanya ya. Siapa kah yang di maksud dengan "mu"?. Ciee.... Atau jangan jangan someone yang di maksud adalah orang yang kamu nanti dan harapkan untuk menjadi pendamping hidup mu ya? Jadi bapak dari anak anak mu? jadi imam di setiap solat mu? jadi lelaki yang tak henti kecup kening mu? lelaki yang menemani setiap malam mu? Ciee... Bunga lehh,,, ngeri jua nang manunggui lelakian pinanya nang kaya gadis dewasa. Apa gerang nang ulun pandir ni lah, kada mangarti jua pang sebenarnya ulun nih. Mun jar urang banjar tuh baliuran bepandir kada tau di adat. Maaf keun ya munnya ulun ni sok tau jua. Tapi banar jua kalo kiranya? nang kada papa jua pang munnya bujur, hehe...

Memang seseorang yang menunggu dalam Ridho-Nya itu tak akan bertemu pada kesia siaan sebab sedari awal telah menetapkan hati nya pada satu hal yaitu keihklasan.

Ihklas lah dalam menunggu. Ikhlas itu luas dan aku akan bercerita sedikit tentang ihklas. Ihklas menunggu dalam Ridho-Nya berarti kita siap menerima segala ketentuan yang telah di tetap kannya. Berarti kita siap menerima apapun hasil di akhir dari kita menunggu, suka ataupun tidak. Tak boleh melanggar ketentuan yang telah di tetap kan. Seseorang nekat mencuri kala tak sabar menunggu rezeki, benar kah perilaku ini?. Sabar dan bertahanlah dalam Ridho dan doa yang terpanjat untuk Nya sebab Allah tak akan membiarkan seseorang mati karena kekurangan rizki. Seseorang nekat melamar sang pujaan hati karena sudah tak sabar menunggu, benarkah perilaku ini?. Benar sekali menurut ku. Dan pasti ini satu dari beberapa hal yang saat ini kamu tunggu juga bukan?. Hayooo ngaku... Loh gak mau ngaku tapi kok senyum senyum sendiri. Udah gak usah tengok kanan kiri. Aman kok... ya udah senyum lagi gih...

Sudah selesai senyum nya?

Oke aku lanjut, kemudian menunggu lah dengan cinta sebab kerenannya tak akan ada waktu yang terbuang sia sia sekalipun nyatanya waktu itu terbuang adanya. Kok bisa? menunggu karena cinta itu bahagia loh. Coba deh yang selama ini kesel nunggu mamak selesai belanja dari pasar atau mall. Coba kamu berpikir bahwa sebenarnya mamak itu lebih banyak waktu yang di buangnya sekedar menunggu untuk kita. Dan pertanyaan nya pernah gak mamak mengungkap kekesalan nya karena menunggu untuk kita. Ya contoh aja gini : Nak mamak itu dulu kesel nunggu kamu kok gak brojol brojol, sampai 13 bulan nak. Nak mamak itu kesel nunggu kamu kok gak pulang pulang. Kesel sih emang nunggu anak nya gak pulang tapi kesel itu atas dasar cintanya pada sang anak. Lah kalau kita kesel nunggu selesai mamak belanja di pasar atas dasar apa kalau bukan emang bener bener kesel. Duh hayyy mamak ni lawas banar, apa garang nang di balinya tu. Tadi bepandir nang manukar gula 1 kilo haja, mungkin nang di tukarnya 1 ton kali lah. Betul tidak?

Menunggu lah dengan cinta maka tak kan pernah ada waktu yang terbuang sia sia. Gimana? sudah apa belum?. Cinta padanya dan cinta Pada-Nya. Tunggu lah dia dengan cinta sekalipun pada akhirnya dia bersama yang lainnya. Tragis gan.... tapi setidaknya kau sudah mencintanya sekalipun tidak bersama. Tetap lah cinta itu ada sebab masing masing cinta punya tujuannya. Jika bukan dia pastilah terbaik yang telah menjadi Ketetapan-Nya. Jika bukan dunia pastilah surga tempat nya. Cinta mu akan jauh lebih indah di sana, so sweet ya. Maha adil tuhan yang terkadang manusia tidak ikhlas pada keadilannya. Yang terkadang manusia tak pernah tau hikmah di balik adil nya yang dirasa sulit di terima. Menunggu lah dengan ihklas dan cinta padanya dan Pada-Nya.

Lihat diri kita sendiri banyak hal yang wajib di syukuri. Sebenranya Anugrah terindah di dunia yang Allah berikan pada kita adalah kita sendiri. Maka jangan buat anugrah terindah ini bersedih hati sebab seharusnya kita lebih pantas bahagia pada nikmat nya yang tiada tara. Sutejo? ehh setuju maksud nya.

Baik lah demikian balasan email dari ku untuk mu yang bisa aku berikan. Maaf sudah membuat menunggu balasan emai ku. Semoga kamu sudah menunggu nya dengan Ikhlas dan Cinta. Akhirnya aku sudah bisa membuat mu menunggu balasan email ku, hehehe... Sengaja di bikin skenario begini membuat mu menanti, dan juga senyum senyum sendiri. Selain itu biar pas dengan mas topik alias topik nya.

Komentar