Saya adalah seorang ibu yang menghabiskan hampir 24 jam dengan kedua anak dan hal hal yang berbau serba-serbi pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) setiap harinya. Tentunya, adakalanya hari terasa berat dan terasa berlangsung sangat lama, namun banyak pula hari-hari yang sangat menyenangkan, hari dimana banyak momen bahagia atas proses tumbuh kembang anak. Anak pertama saya tahun ini genap berusia 2 tahun. Diumur 2 tahunnya, saya amati sudah mulai muncul rasa ingin apa-apa sendiri, tidak jarang pula dia kerap sudah bisa memutuskan sesuatu dalam kesehariannya, seperti ingin memakai baju apa hari ini, memainkan permainan apa hari ini, dan lain lain. Namun, tidak jarang hal hal seperti ini dibumbui dengan tangisan dan rengekan yang kadang tak dapat dimengerti oleh saya selaku orang tuanya. Diumurnya, penguasaan bahasanya masih belum sangat fasih. Banyak hal yang dia inginkan, tapi tidak bisa disampaikan secara lisan. Inilah pemicu konflik di keseharian saya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
Tak sedikit orang orang yang berambisi untuk sebuah masa depan, aku salah satunya. Tak sedikit dari Kita sama sama berambisi untuk sebuah masa depan yang terbaik menurut pandangan kita masing masing. Ada yang orientasi masa depannya menjadi orang kaya raya. Ada yang ingin mencapai puncak kariernya. Ada yang orientasinya menjadi orang populer, menjadi pebisnis sukses, menjadi motivator ulung dan banyak lagi. Tak ada yg salah untuk ksemua orientasi msa dpan slagi kita slalu menimbang utuk apa dn siapa msa depan itu di capai?. Diri sendiri? Atau orang lain?. Tentulah lbih baiknya tdk hanya di peruntukkan diri sndiri sbab kita sbagai manusia slalu dlam fitrah nya bhwa lbih bahagianya kita slalu butuh orang lain orang orang yang kita sayangi di samping kita di masa depan. Sehingga keberadaan sukses kita di masa depan memberikan arti dan manfaat untuk orang lain. Sehingga proses mencapai masa depan selalu melibatkan dan peduli dengan orang lain. Sehingga kesuksesan kita di masa dep